Ratu Pingpong Indonesia Minta Jokowi Selesaikan Dualisme Tenis Meja

Ratu Pingpong Indonesia Rossy Syechbubakar prihatin dengan kondisi cabang olahraga tenis meja yang kini terpuruk lantaran banyaknya kepengurusan. Menurutnya, Presiden RI harus turun tangan.

Rossy mengungkapkan hal itu saat ditanyakan terkait persoalan tenis meja saat ini, seusai menyerahkan obor Olimpiade Atlanta 1996 kepada Komite Olimpiade Indonesia pada Jumat (5/1/2023).

“Aduh, sebetulnya sangat prihatin. Ini permasalahan yang terlalu lama dibiarkan. Balik lagi, kasihan atletnya. Harapan Rossi, ayo lah bareng-bareng kita perbaiki tenis meja. Membangkitkan lagi tenis meja Indonesia. Sudah jauh tertinggal ini,” kata Rossi, yang pernah menyumbangkan 13 medali emas pada SEA Games 1987 hingga 1997 ini.

“Kemarin PON tidak dipertandingkan. SEA Games juga tidak diberangkatkan. Apa akan terus begitu? Dulu itu tenis meja Indonesia sangat ditakuti, apalagi di SEA Games,” ujarnya.

Baca juga: Dualisme Tenis Meja Indonesia Tak Kunjung Usai, Eks Pemain Kesal

“Sekarang, jangankan Olimpiade, SEA Games saja kita tidak berangkat. Harapan Rossy pribadi itu, ayo insan tenis meja kira bareng-bareng membangkitkan tenis meja Indonesia. Hilangkan keegoisan masing-masing demi kebangkitan tenis meja Indonesia,” tambahnya.

Olahraga tenis meja memang lagi dalam titik nadir karena adanya kepemimpinan ganda di Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI). Menurut catatan detikSport, pada 2019, bahkan sempat ada tiga kepengurusan, yakni kubu Oegroseno, Lukman Eddy, dan Peter Layardilay.

Pada perjalanannya hanya tinggal Oegroseno dan Peter yang bertahan sampai saat ini. Sayangnya, belum ada titik temu terkait sengketa kepemimpinan itu dan berimbas pada prestasi tenis meja Indonesia.

Hal itu pun berimbas pada absennyaatlet-atlet tenis mejadi SEA Games 2017 dan 2019.Semakin menyedihkan saat KONI tidak mempertandingkan tenis meja pada ajang PON Papua 2020.

Baca juga: Raheem Sterling Jago Juga nih! Pecundangi Tuchel… di Meja Pingpong

Padahal tenis meja Indonesia sempat rutin mengirimkan atlet ke Olimpiade di era 90-2000an, seperti Toni Meringgi (Olimpiade Seoul 1988), Anton Suseno (Olimpiade Barcelona 1992, Olimpiade Atlanta 1996, Olimpiade Sydney 2000), Lingling Agustin (Barcelona 1992), Rossy Syechbubakar (Barcelona 1992, Atlanta 1996, Sydney 2000), dan Ismu Harinto (Sydney 2000).

Atlet-atlet tenis meja sempat dikirim ke SEA Games 2023, itu terjadi setelah Menpora Dito Aritedjo menjadi penengah konflik antara dua kubu Komjen Pol (Purn) Oegroseno dan Peter Layardi Lay. Dito bahkan ikut menemui panitia SEA Games 2023 Kamboja agar atlet Indonesia bisa ikut SEA Games 2023.

Namun, persoalan dualisme tenis meja sepertinya belum juga selesai. “Mungkin bukan Menpora lagi, tapi Presiden. Ya semoga Presiden (Joko Widodo) dengar ini dan bisa membantu menyelesaikan,” Rossy mengharapkan.

(mcy/adp)

Related Posts

Hak Cipta © 2024 Creativefotografi. Semua Hak Dilindungi Undang-Undang.