Rider Ducati Francesco Bagnaia tetap dikritik meski sukses menjadi juara dunia MotoGP 2022. Bagnaia enggan dibandingkan dengan pendahulunya, Casey Stoner.
Pebalap Italia itu melakukan comeback sensasional dengan mengejar defisit 91 poin dari Fabio Quartararo sebelum merengkuh mahkota juara. Bagnaia menjadi pebalap Ducati pertama yang menjadi juara dunia sejak Casey Stoner pada 2007.
Kendati demikian, performa Bagnaia itu tidak memuaskan bagi sebagian orang. Bagnaia menyudahi musim dengan keunggulan 17 poin dari Quartararo usai memenangi tujuh dari 20 balapan dan 10 kali naik podium. Belum lagi Bagnaia dituding mendapatkan “bantuan” melalui team order jelang fase akhir kejuaraan.
Baca juga: Marc Marquez ‘Juara’ Crash di MotoGP 2023 |
Sementara itu Casey Stoner menunjukkan penampilan spektakuler saat menjuarai MotoGP 2007. Mantan rider asal Australia itu memenangi 10 dari 18 balapan dengan total 14 kali naik podium, plus menjadi kampiun di saat pebalap-pebalap legendaris macam Valentino Rossi dan Dani Pedrosa sedang bagus-bagusnya.
Alhasil, tidak sedikit yang menganggap Bagnaia masih inferior dibandingkan Stoner di atas Desmosedici. Namun, Bagnaia memilih tidak ambil pusing dengan kritik-kritik itu.
Baca juga: MotoGP 2023: Siapa Bisa Hentikan Francesco Bagnaia? |
“Tidak masalah apakah di Italia atau Spanyol, kurasa orang-orang itu terlalu melekat dengan masa lalu dan membuat kesalahan dengan membandingkan pebalap-pebalap dari masa lalu dengan masa sekarang,” ucap Bagnaia kepada Speedweek.
“Anda tidak bisa membandingkan aku dengan Casey Stoner, yang sudah memenangi juara dunia di 2007 bersama Ducati. Jika anda berbicara dengan anak-anak muda, yang baru saja mulai mengikuti balapan aku yakin mereka akan menyukai dengan apa yang kulakukan.”
“Namun, jika anda berbicara dengan seseorang yang sudah mengikuti seluruh era dari Valentino, Casey, Dani [Pedrosa], [Jorge] Lorenzo, dan [Marc] Marquez, mereka akan bilang bahwa Casey itu lebih baik,” ceplos Bagnaia.
(rin/aff)